KAJIAN UNJUK KERJA PEMANAS AIR TENAGA MATAHARI SISTEM PIPA PANAS MENGGUNAKAN FLUIDA KERJA R134a DENGAN SATU KACA PENUTUP KOLEKTOR
DOI:
https://doi.org/10.51510/polimedia.v24i3.740Keywords:
air panas, energi matahari, fluida kerja R134aAbstract
mandi, air pengisi ketel dan air mencuci barang yang berlemak. menggunakan air panas mencuci barang yang berlemak lebih mudah melarutkannya dalam sabun dibandingkan dengan air dingin. Pada umumnya air panas diperoleh dengan cara memasak air dengan menggunakan bahan bakar kayu dan energi fosil. Memasak air menggunakan bahan bakar kayu dan energi fosil dapat menimbulkan polusi ke udara sehingga dapat menaikkan suhu bumi dan sumber energi fosil semakin menipis. Hal tersebut di atas perlu disikapi dengan bijak untuk memperoleh keamanan dan kenyamanan hidup manusia dimasa depan. Sehubungan dengan itu perlu dilakukan penelitian energi terbarukan. Energi terbarukan adalah energi yang secara ilmiah tidak dapat habis seperti air terjun, energi angin dan energi surya. Negara Indonesia terletak di lintasan matahari maka akan disinari matahari sepanjang hari, sehingga energi panas matahari dapat dijadikan enegi alternatif untuk memanaskan air dengan menggunakan kolektor matahari. Kolektor matahari plat datar dengan sudut kemiringan 300 digunakan untuk menyerap energi panas matahari dan oleh kaca penutup kolektor matahari, suhu energi matahari meningkat dan ditransfer ke pipa panas yang berisi fluida kerja R134a. Akibatnya suhu fluida kerja R134a akan naik dan massa jenisnya menurun. Perbedaan massa jenis fluida kerja R134a yang panas dengan dingin, menyebabkan fluida kerja mampu bersirkulasi di pipa panas secara alami dengan prinsip sirkulasi efek termosiphon. Saat fluida kerja R134a bersirkulasi melewati tangki air, fluida kerja mentransfer panasnya ke air maka suhu air akan meningkat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh tekanan fluida kerja R134a terhadap unjuk kerja pemanas air energi matahari sistem pipa panas menggunakan satu kaca penutup kolektor. Hasil kajian adalah tekanan fluida kerja mempengaruhi unjuk kerja kolektor matahari yaitu efisiensi kolektor 9,13% pada tekanan 90 psi; efisiensi kolektor 15,90% pada tekanan 100 psi dan efisiensi kolektor 17,77% pada tekanan 110 psi. Hasil kajian efisiensi kolektor terbaik adalah 17,77% pada tekanan 110 psi.
References
Fransito Simbolon (2014), “Kajian Eksperimental Pemanas Air Tenaga Surya Sistem Pipa Panas dengan Menggunakan Fluida Secondary R-141b dan R- 410a”.
Jesayas Sembiring (2016) Kajian Unjuk Kerja Pemanas Air Tenaga Matahari Sistim Pipa Panas Menggunakan Refrigeran R134a
J. Eneburekhan., Usman T. Yakasai. (2008). Performance Evaluation Of A Refrigerant-Charged Integrated Solar Water Heater In Northern Nigeria, Desalination 243 (2009) 208 – 217.
Jhon A. Duffie (2006), Solar Engineering Of Thermal Processes, Printed in the statas Of America.
M. Esen., H. Esen. (2005), Experimental Investigation 0f A Two – Phase Closed Thermosyphon Solar Water Heater, Solar Energy 459 – 468
M. Esen., Yuksel, T. (2000). Performance of Thermosyphon Flat Plate Solar Collector With Heat Pipes, Firat University Journal of Seience and Enginnering 12 (2). 201-207.
Soteris. A.Kalogirou (2009),Solar Energy Engineering, Printed in the United States Of America