Strategi Pengembangan Pendidikan Santri Yatim-Dhuafa melalui Optimalisasi Lahan dengan Land-Clearing di Pondok Tahfidz Kitabina
DOI:
https://doi.org/10.51510/passa.v3i1.2312Keywords:
pengembangan infrastruktur, optimalisasi lahan, land-clearing, Pondok TahfidzAbstract
Pondok Ma’had Tahfidz Kitabina merupakan lembaga pendidikan yang fokus pada pembelajaran dan penghafalan Al-Qur'an bagi anak-anak yatim dan dhuafa. Saat ini, lebih dari 200 santri/wati belajar di berbagai cabang pondok yang tersebar di beberapa daerah. Dalam upaya meningkatkan kualitas dan efektivitas pendidikan, Yayasan Tahfidz Kitabina menetapkan cabang yang berada di Desa Sayum Sabah, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara sebagai pusat kegiatan utama (sentralisasi) dari seluruh cabang lainnya. Salah satu langkah strategis dalam proses ini adalah memindahkan santriwati dari beberapa cabang Pondok Tahfidz di Kota Medan dan sekitarnya ke lokasi pusat tersebut, yang saat ini telah dihuni oleh 40 santri dan dibina oleh 5 orang ustadz. Langkah ini diambil untuk menyatukan sumber daya dan memperkuat sistem pembinaan dalam satu lokasi yang terintegrasi. Namun, keterbatasan infrastruktur menjadi tantangan utama dalam mendukung proses pembelajaran, terlebih dengan meningkatnya jumlah santri/wati yang harus ditampung. Kebutuhan akan fasilitas tambahan seperti gedung administrasi, asrama, dan ruang belajar untuk sekitar 120 santriwati dan 15 orang guru ustadzah semakin mendesak. Di sisi lain, keterbatasan dana dari donatur dan masyarakat membuat proses pembangunan menjadi tidak mudah untuk direalisasikan. Melalui program pengabdian masyarakat ini, dilakukan upaya untuk membantu mengatasi kendala tersebut melalui strategi optimalisasi lahan dengan kegiatan land-clearing seluas 3.700 m2 sebagai langkah awal pengembangan infrastruktur pendidikan. Metode yang diterapkan meliputi koordinasi dan diskusi bersama mitra pondok, survei lokasi, penentuan metode kerja efektif untuk pembersihan lahan, serta pelaksanaan pembersihan lahan sistemastis yang termasuk pengangkutan dan pembuangan limbah yang tidak digunakan. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa proses pembersihan lahan berhasil dilaksanakan sesuai rencana menggunakan metode kerja efektif yaitu metode mekanis, dengan dukungan penuh dari tim pengabdian, mitra, masyarakat, dan para santri. Kegiatan ini tidak hanya menjadi pondasi bagi pembangunan sarana pendidikan yang lebih memadai, tetapi juga memperkuat langkah yayasan dalam mewujudkan pendidikan yang keberlanjutan dan inklusif bagi santri yatim dhuafa.